Monday, June 1, 2015

Ketuban Pecah Sebelum Waktunya

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang                       
Dalam kehamilan air ketuban merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan janin dalam kandungan. Kekurangan atau pun kelebihan air ketuban sangat mempengaruhi keadaan janin. Oleh karena itu penting mengetahui keadaan air ketuban selama kehamilan demi keselamatan janin.
Namun dalam kehamilan kadang kala terjadi pecah ketuban sebelum waktunya atau yang sering disebut dengan ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi sampai sepsis yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu (sarwono 2008).
Ketuban pecah dini didefenisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini (Sarwono 2008).
1.2    Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mendeskripsikan asuhan kebidanan pada pasien KPD, mengetahui penyebab dan tanda-tanda serta gejala KPD
1.2.2. Tujuan Khusus
Definisi ketuban pecah sebelum waktunya
Etiologi ketuban pecah sebelum waktunya
Tanda dan gejala ketuban pecah sebelum waktunya
Pengaruh ketuban pecah sebelum waktunya
Komplikasi ketuban pecah sebelum waktunya
Penanganan ketuban pecah sebelum waktunya
1.3    Manfaat
Dapat digunakan untuk menambah ilmu pengeahuan dan keterampilan secara langsung dalam memberikan asuhan kebidanan pada penderita ketuban pecah sebelum waktunya.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Ketuban Pecah Sebelum Waktunya
Ketuban pecah sebelum waktunya disebut juga ketuban pecah dini adalah rupturnya membrane ketuban sebelum persalinan berlangsung (Manuaba,2002). Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan setelah ditunggu satu jam belum memulainya tanda persalinan(ilmu kebidanan,penyakit kandungan, dan KB 2010)
Ketuban merupakan hal yang penting dalam kehamilan karena ketuban memiliki fungsi seperti:
  1. Untuk proteksi janin.                                                
  2. Untuk mencegah perlengketan janin dengan amnion.
  3. Agar janin dapat bergerak dengan bebas.
  4. Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu.
  5. Mungkin untuk menambah suplai cairan janin, dengan cara ditelan atau diminum yang kemudian dikeluarkan melalui kencing janin.
  6. Meratakan tekanan intra – uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban pecah.

2.2. Etiologi Ketuban Pecah Sebelum Waktunya
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Selain itu ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi obstetri. Penyebab lainnya adalah sebagai berikut :

  1. Inkompetensi serviks (leher rahim) : Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin besar.
  2. Peninggian tekanan intra uterin Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. Misalnya :
  • Trauma : Hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis
  • Gemelli: Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan adanya ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban ) relative kecil sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pecah (Saifudin. 2002).
  • Makrosomia: Makrosomia adalah berat badan neonatus >4000 gram kehamilan dengan makrosomia menimbulkan distensi uterus yang meningkat atau over distensi dan menyebabkan tekanan pada intra uterin bertambah sehingga menekan selaput ketuban, manyebabkan selaput ketuban menjadi teregang,tipis, dan kekuatan membrane menjadi berkurang, menimbulkan selaput ketuban mudah pecah(Winkjosastro, 2006).
  • Hidramnion: Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan amnion >2000mL. Uterus dapat mengandung cairan dalam jumlah yang sangat banyak. Hidramnion kronis adalah peningaktan jumlah cairan amnion terjadi secara berangsur-angsur. Hidramnion akut, volume tersebut meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami distensi nyata dalam waktu beberapa hari saja.
  • Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang, letak lintang.Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP (sepalopelvic disproporsi).
  • Korioamnionitis Adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan oleh penyebaran organisme vagina ke atas. Dua factor predisposisi terpenting adalah pecahnyaselaput ketuban > 24 jam dan persalinan lama.
  • Penyakit Infeksi Adalah penyakit yang disebabkan oleh sejumlah mikroorganisme yang meyebabkan infeksi selaput ketuban. Infeksi yang terjadi menyebabkanterjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
  • Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan genetik
  • Riwayat KPD sebelumya
  • Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
  • Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu
2.3.Tanda dan Gejala
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.  Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran untuk sementara. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.

2.4. Pengaruh Ketuban Pecah Sebelum Waktunya
1. Terhadap Janin
Walaupun ibu belum menunjukan gejala-gejala infeksi tetapi janin mungkin sudah terkena infeksi, karena infeksi intrauterin lebih dahulu terjadi (amnionitis,vaskulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalitas dan morbiditas perinatal.
2. Terhadap Ibu
Karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartal, apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam. Selain itu juga dapat dijumpai infeksi puerpuralis atau nifas, peritonitis dan septikemia, serta dry-labor. Ibu akan merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, partus akan menjadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah gejala-gejala infeksi lainnya.

2.5. Komplikasi Ketuban Pecah Sebelum Waktunya
Komplikasi yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi Infeksi Maternal ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden SC, atau gagalnya persalinan normal. Komplikasi ketuban pecah dini, yaitu:
  1. Infeksi: Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada Ketuban Pecah Dini. Pada ibu terjadi Korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis. Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban Pecah Dini premature, infeksi lebih sering dari pada aterm. Secara umum insiden infeksi pada KPD meningkat sebanding dengan lamanya periode laten. 
  2. Hipoksia dan asfiksia: Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat
  3. Syndrom deformitas janin: Ketuban Pecah Dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin, serta hipoplasi pulmonal.
2.6. Penanganan Ketuban Pecah Sebelum Waktunya
1. Konservatif
  • Rawat di rumah sakit
  • Jika ada perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, curigai adanya kemungkinan solusioplasenta. Jika ada tanda-tanda infeksi (demam dan cairan vagina berbau), berikanantibiotika sama halnya jika terjadi amnionitosis. Jika tidak ada infeksi dan kehamilan< 37 minggu:
  • Berikan antibiotika untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin
  • Ampisilin 4x 500mg selama 7 hari ditambah eritromisin 250mg per oral 3x perhari selama 7 hari.
  • Jika usia kehamilan 32 - 37 mg, belum inpartu, tidak ada infeksi, beri dexametason, dosisnya IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 x, observasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan janin. Jika usia kehamilan sudah 32 - 37 mg dan sudah inpartu, tidak ada infeksi maka berikan tokolitik ,dexametason, dan induksi setelah 24 jam
2. Aktif
  • Kehamilan lebih dari 37 mg, induksi dengan oksitosin.  Bila gagal Seksio Caesaria dapat pula diberikan misoprostol 25 mikrogram – 50 mikrogram intravaginal tiap 6 jam max 4 x. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri.
  • Indikasi melakukan induksi pada ketuban pecah dini adalah sebagai berikut :
  • Pertimbangan waktu dan berat janin dalam rahim. Pertimbangan waktuapakah 6, 12, atau 24 jam. Berat janin sebaiknya lebih dari 2000 gram.
  • Terdapat tanda infeksi intra uteri. Suhu meningkat lebih dari 38°c, dengan pengukuran per rektal. Terdapat tanda infeksi melalui hasil pemeriksaanlaboratorium dan pemeriksaan kultur air ketuban.
Penatalaksanaan lanjutan :
  • Kaji suhu dan denyut nadi setiap 2 jam. Kenaikan suhu sering kali didahului kondisi ibu yang menggigil.
  • Lakukan pemantauan DJJ. Pemeriksaan DJJ setiap jam sebelum persalinan adalah tindakan yang adekuat sepanjang DJJ dalam batas normal. Pemantauan DJJ ketat dengan alat pemantau janin elektronik secara kontinu dilakukan selama induksi oksitosin untuk melihat tanda gawat janin akibat kompresi tali pusat atau induksi. Takikardia dapat mengindikasikan infeksiuteri.
  • Hindari pemeriksaan dalam yang tidak perlu.
  • Ketika melakukan pemeriksaan dalam yang benar-benar diperlukan, perhatikan juga hal-hal berikut:
  • Apakah dinding vagina teraba lebih hangat dari biasa
  • Bau rabas atau cairan di sarung tanagn anda
  • Warna rabas atau cairan di sarung tangan
  • Beri perhatian lebih seksama terhadap hidrasi agar dapat diperoleh gambaranjelas dari setiap infeksi yang timbul. Seringkali terjadi peningkatan suhu tubuhakibat dehidrasi.



BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PATOLOGIS
Ny.T UMUR 20 TAHUN G2P10001 UK 38 MINGGU 2 HARI
DENGAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA
DI RS MUHAMMADIYAH SURABAYA

No. Register                      :08.33.26
Masuk RS  tanggal/jam    :08 Desember 2014/09.00 WIB
Dirawat di ruang               : Bersalin

Tanggal:08 Desember 2014, jam : 09.00 WIB, Oleh :Bidan

SUBYEKTIF
Identitas
Nama Ibu        : Ny.T                        Nama Suami    :Tn.A
Umur               : 20 tahun                  Umur               :25  tahun
Agama             : Islam                       Agama             :Islam
Suku/Bangsa   : Jawa/Indonesia       Suku/Bangsa    :Jawa/Indonesia
Pendidikan      : SMP                        Pendidikan       :SMP           
Pekerjaan        : IRT                          Pekerjaan         :Wiraswasta
Alamat            : Jl. Sutorejo No.67   Alamat             :Jl.Sutorejo no.67       

Keluhan Utama
Ibu mengatakan keluar cairan dari jalan lahir  jam 03.00 WIB dan merasa kencang-kencang sejak pukul 03.00 WIB tanggal 08 Desember 2014.
Riwayat Obstetrik    : 

HamilKe-    Persalinan    Nifas       Tanggal    Umur kehamilan    Jns persalinan    penolong    komplikasi    JK    BB Lahir    Laktasi    komplikasi      
1    2008    38    Normal    Bidan    Tidak    L    3,2 kg    Ya    Tidak      
Hamil ini   
Riwayat kontrasepsi yang digunakan

No    Jenis kontrasepsi    Pasang    Lepas      
          Tanggal    Oleh    Tempat    Keluhan    Tgl    Oleh    Tempat    Alasan      
1     implan    2008    Bidan    BPM    Tidak ada    2013    Bidan    BPM    Ingin punya anak   
Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 13 Maret 2014           
ANC pertama umur kehamilan    : 7 minggu 3 hari
Kunjungan ANC           
Trimester I
Frekuensi    : 2 kali
Keluhan        : mual muntah
Terapi        : B6, Asam folat
Trimester II
Frekuensi    : 3 kali
Keluhan        : tidak ada
Terapi        : Fe, kalk
Trimester III
Frekuensi    : 2 kali
Keluhan        : kadang merasa kenceng ( his palsu )
Terapi        : Fe , kalk
 Imunisasi TT       
Ibu mengatakan sudah imunisasi TT 1 kali
Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan merasakan gerakan  janin >10 kali dalam 24  jam
Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular seperti (TBC, HIV), menurun (asma, DM, hipertensi) dan menahun seperti (jantung dan ginjal).
Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular seperti (hepatitis,TBC,HIV,), menurun (asma, DM, hipertensi) dan menahun seperti (jantung dan ginjal).
Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat keturunan kembar.
Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat operasi
Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat.

Pola pemenuhan kebutuhansehari-hari                   
a.    Pola nutrisi
Makan       
Frekuensi    : 3 x/ hari            Porsi        : 1-2  piring   
    Jenis            : nasi,sayur, lauk        Pantangan    : tidak ada   
    Keluhan        : tidak ada   
                       
Minum       
Frekuensi    : 9 x/ hari            Porsi        : 1gelas   
Jenis        :air putih, teh            Pantangan    : tidak ada   
Keluhan        : tidak ada           
b.    Eliminasi
BAB
Frekuensi    :1-2 x/ hari            Konsisten    : lembek   
Warna        : kuning            Keluhan    : tidak ada
BAK           
Frekuensi    :7-8 x/ hari            Konsisten    : cair       
Warna        : kuning jernih            Keluhan    : tidak ada   
           
c.    Istirahat
Tidur siang
Lama        :1 jam                Keluhan    : tidak ada   
Tidur malam   
Lama        :7 jam                Keluhan    : tidak ada   

d.   Personal Hygiene
Mandi        : 2 x/ hari            Ganti pakaian    : 2 x/hari
Gosok gigi    : 2 x/ hari            Keramas    : 3 x/minggu   

e.    Pola seksualitas
Frekuensi    : 1 x/minggu            Keluhan    : tidak ada   

Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olahraga)
Ibu mengatakan rajin melakukan pekerjaan rumah sepertimenyapu,memasak dan mencuci dan tidak pernah melakukan olahraga.

g.    Pola pemenuhan kebutuhan terakhir
Makan,tanggal 08desember 2014 jam 06.30 WIB, jenis nasi,tempe,sayur
Minum,tanggal 08 desember 2014 jam 06.32 WIB, jenis air putih
BAK,tanggal 08 desember 2014 jam 05.00 WIB
BAB,tanggal 08 desember 2014 jam 05.15 WIB
Istirahat/tidur,tanggal 08 desember 2014, lama  2 jam
Kebiasaan yang menganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidakmemiliki kebiasaan yang menganggu kesehatan seperti merokok, minum jamu,dan minum-minuman beralkohol.
Psikososiospiritual (persiapan menghadapi proses persalinan)
Ibu mengatakan sudah mempersiapkan fisik dan mental dalam menghadapi persalinan serta segala kebutuhan yang diperlukan untuk persalianan.
Pengetahuan ibu (tentang kehamilan,persalinan, dan nifas)
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang nutrisi saat hamil; ketidaknyamanan saat hamil & tanda bahaya saat hamil
Ibu mengatakan sudah mengetahui persiapan &tanda-tanda persalinan
Ibu mengatakan belum mengetahui tentang ASI ekslusif & tanda bahaya masa nifas

OBYEKTIF

Pemeriksaan Umum
    Keadaan umum    : baik
Kesadaran        : composmentis
Status emosional    : stabil
Tanda vital sign :
        Tekanan darah        :130/70 mmHg        Nadi    : 80 x/ menit
        Pernapasan        : 23 x/menit            Suhu    : 36,60C
        BB sekarang        : 60 kg                TB    : 160 cm
        BB sebelum hamil     : 48 kg                LILA    : 24,5 cm
HPL    : 20 Desember 2014
UK    : 38 minggu 2 hari
Pemeriksaan Fisik
Muka    :oval, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum,tidak pucat
Mata    :simetris,sclera putih,tidak ada oedema,konjungtiva merah muda
Dada    :simetris,tidak ada wheezing,tidak ada retraksi   dinding dada
Payudara    :simetris, hiperpigmentasi areola mammae,putting susu menonjol,kolostrum belumkeluar
Abdomen    :tidak ada bekas luka operasi,ada linea nigra,tidak adastriae gravidarum
    Palpasi    
Leopold I    :TFU 2 jari dibawah px, Bagian fundus teraba bagian  lunak,bulat dan tidak melenting (bokong)
Leopold II    :Bagian kanan perut ibu teraba keras, datar, memanjang (punggung),
    Bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil-kecil(ekstremitas)
Leopold III    :Bagian terendah janin teraba keras, bulat, tidak melenting (kepala)
Leopold IV    :kedua tangan tidak bertemu (divergen)
Palpasi supra pubic        : 4/5 bagian
        TFU menurut Mc. Donald    : 28 cm       
        TBJ                : ( 28-11) x 155= 2635 gram
His    : 2x 10 menit frekuensi 20-25 detik,kuat,   teratur.
        Auskultasi Djj            :138 x/menit,teratur, punctum maksimum
                        di bawah pusat sebelah kanan
Ekstremitas Atas        :simetris, gerakan aktif,tidak ada oedema,       
Ekstremitas bawah:simetris,gerakan aktif,tidak ada oedema/varises
Genetalia luar        : Tampak pengeluaran cairan (air ketuban) jernih, tidak ada
            pembesaran kelenjar bartholini, tidak varises
Anus        : tidak hemoroid.

Pemeriksaan dalam               
tanggal: 08 desember 2014,             Jam : 09.05WIB
Vulva uretra tenang,dinding vagina licin,portio tebal ,pembukaan
    serviks 2 cm, selaput ketuban (-), Air Ketuban jernih,presentasi kepala tidak ada molase, penunjuk UUK di jam 9, penurunan kepala dihodge I,STLD (+).

Pemeriksaan penunjang    Tgl :08 desember 2014 Pukul    : 10.00 WIB
Hepatitis: (-)
Hb: 11,9 gr%
Protein urin: (-)

Data penunjang        Tgl : 28 Februari 2014
    Golongan Darah    : O
    USG    :janin normal, tidak gemelli, tidak ada kelainan letak (lintang/sungsang), tidak anenchepalus/hidrochepalus, air ketuban sedikit.   
3.3.ANALISA:
Ny Tumur 20 tahun G2P10001 umur kehamilan 38 Minggu 2 hari janin tunggal hidup , intra uteri,puka, preskep inpartu kala 1 fase laten dengan ketuban pecah dini

3.4.PELAKSANAAN
Memberitahu keadaan ibu dan janin berdasarkan hasil pemeriksaan baik
TD : 130/70 mmHg, S: 36,60C, N:80x/menit, R: 23 x/menit,DJJ baik, pembukaan serviks 2 cm dan ibu mengalami ketuban pecah sebelum waktunya.
Evaluasi: Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan
Memberikan support mental pada ibu dan keluarga untuk tidak perlu khawatir dan terus berdoa agar persalinan lancar.
Evaluasi: Ibu tampak tenang
Mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu jika merasa kenceng-kenceng tarik napas panjang lewat hidung dan mengeluarkan lewat mulut serta mengambil posisi miring kiri agar tidak mengganggu asupan oksigen ke janin.
Evaluasi: Ibu mengambil posisi miring ke kiri
Memberikan injeksi antibiotic penisilin 5 cc secara i.v pada ibu sesuai saran dokter
Evaluasi: Antibiotic telah diberikan
Memasang infuse RL dan memasukan oksitosin 5 unit melalui cairan infuse dan mengatur tetasan infuse 16 tpm dan dinaikan setiap 15 menit seuai saran dokter.
Evaluasi: Infuse telah terpasang dan oksitosin telah dimasukan.
Menganjurkan ibu untuk memenuhi pola nutrisi yaitu makan dan minum untuk menambah tenaga saat persalinan.
Evaluasi: Ibu sudah makan dan minum
Menyiapkan partus set meliputi klem 2, gunting tali pusat, pengikat tali pusat, gunting episiotomi, kateter dan kasa steril.
Evaluasi: Partus set telah di siapkan
Mengboservasi keadaan ibu dan janin setiap 30 menit meliputi djj, nadi dan his
    Evaluasi: Keadaan ibu dan janin tetap baik
Memantau  kemajuan persalinan meliputi periksa dalam, nadi dan suhu setiap 4 jam atau jika ada indikasi.
    Evaluasi: Pembukaan serviks tetap 2 cm


























KALA II

Tanggal : 08 Desember 2014            Jam    : 13.00 WIB

SUBYEKTIF:
Ibu mengatakan kenceng-kencengnya semakin sering dan ingin meneran

OBYEKTIF:
KU     :Baik
    TD    : 130/80 mmHg                S    : 360C
    N    : 89 x/menit                    R    : 24 x/menit           
Leopold 1                : Teraba bokong
Leopold II            : Kanan (punggung) Kiri (ekstremitas)
Leopold III            : Teraba kepala
Leopold IV            : divergen
His                : 5x 10 menit frekuensi > 45 detik
Djj                : 139 x/menit
Palapasi supra pubic: 4/5 bagian
VT             : Vulva uretra tenang,dinding vagina licin,portio tak teraba,   pembukaan serviks 10 cm, selaput ketuban (-), AK jernih, presentasi kepala tidak ada molase, penunjuk UUK di jam 12, penurunan kepala dihodge IV,STLD (+).
    Pemeriksaan penunjang :Hb     : 11,9 gr
        USG    : janin normal, tidak gemelli, tidak ada kelainan letak (lintang/ sungsang), tidak anenchepalus/hidrochepalus, air ketuban sedikit

ANALISA:
Ny T umur 20 tahun G2P10001 umur kehamilan 38 Minggu 2 hari janin tunggal hidup intra uteri,puka, preskep inpartu kala II normal



PELAKSANAAN       
Memberitahu keadaan ibu dan janin berdasarkan hasil pemeriksaan baik
TD : 130/70 mmHg, S: 360C, N:89 x/menit, R: 23 x/menit ,DJJ baik, pembukaan serviks  10 cm, jika ibu merasa kencang-kencang ibu boleh meneran sekarang.
Evaluasi: Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
Mengajarkan ibu teknik meneran yang benar yaitu tidak mengeluarkan suara/berteriak, gigi ketemu gigi, dagu menempel di dada dan kaki diangkat sampai dada.
Evaluasi: Ibu mengerti teknik meneran yang baik dan ibu mencobanya
Memberi ibu minum di sela kontraksi
Evaluasi: ibu minum air putih sebanyak ½ gelas
Menggunakan APD lengkap
Evaluasi: APD sudah terpakai lengkap
Memimpin ibu meneran saat ada kontraksi dan membantu melahirkan bayi.
Evaluasi: Kepala bayi sudah tampak 5-6 cm di depan vulva, membentang handuk 2 didepan perut ibu dan mengambil kain 1/3 bersih membentangkan dibawah bokong ibu kemudian menggunakan sarung tangan bersih pada kedua tangan. Membantu melahirkan kepala bayi dengan tangan kanan menahan perineum dan tangan kiri melindungi kepala bayi agar tidak terjadi depleksi maksimal. Kepala bayi lahir, tidak ada lilitan tali pusat dan menunggu kepala bayi putaran paksi luar. Memposisikan tangan biparetal membantu melahirkan bahu anterior kemudian bahu posterior, melakukan sangga susur tangan kanan menyangga kepala dan tangan kiri menelusuri mulai dari bahu, lengan atas, punggung, bokong, tungki kaki, dan kemudian menyisipkan jari telunjuk di kedua kaki bayi. Bayi lahir spontan,menangis kuat,pergerakan aktif  jam 13.30 WIB kemudian meletakkan bayi diatas perut ibu dan mengeringkan bayi.
Bayi mulai IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
Evaluasi: Bayi mulai merangkak, mulai menghisap jarinya, mulai memegang puting susu ibunya dan mengulum puting susu ibu

KALA III

Tanggal : 08 Desember 2014            Jam    : 13.15 WIB


SUBYEKTIF 
Ibu mengatakan bahagia dengan kelahiran bayinya

OBYEKTIF
KU: baik
TFU: setinggi pusat, kontraksi keras
Jumlah Darah: ±250 cc
Kandung kemih: kosong
Tanda-tanda pelepasan plasenta: tali pusat memanjang dan semburan darah tiba-tiba    

ANALISA:
Ny T umur 20 tahun P20002 dengan inpartu kala III

PELAKSANAAN   
1. Memberikan pujian kepada ibu dan suami atas keberhasilannya dalam melahirkan bayinya
    Evaluasi : Ibu merasa senang
    2. Memberikan oxytocin 10 UI Intramuskuler pada 1/3 paha lateral atas secara IM dalam waktu kurang dari 1 menit setelah bayi lahir
    Evaluasi : Ibu bersedia
    3. Melakukan penegangan tali pusat terkendali , plasenta lahir spontan lengkap 13.20
    Evaluasi : Ibu bersedia
    4. Melakukan massase uterus
    Evaluasi : Ibu bersedia dan melakukannya sendiri
KALA IV
Tanggal : 08 Desember 2014            Jam    : 13.30 WIB

SUBYEKTIF 
Ibu mengatakan perutnya mulas

OBYEKTIF
KU            : baik
TD            : 120/80 mmHg
N            : 87 x/menit
S            : 36,3oC
R            :24 x/menit
TFU        : 2 jari di bawah pusat, kntraksi keras
Jumlah Darah    :±50 cc

ANALISA
Ny T umur 20 tahun P20002 dengan inpartu kala IV

PELAKSANAAN   
Memberitahu ibu keadaannya berdasarkan hasil pemeriksaan baik, keluhan yang ibu rasakan normal jadi ibu tidak perlu khawatir.
Evaluasi: Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu merasa tidak khawatir lagi
Mengajarkan ibu dan keluarga melakukan masase uterus jika perut teraba lembek yaitu meletakan tangan di atas perut kemudian memijat searah jarum jam hingga perut teraba keras dan terasa mulas.
Evaluasi: Ibu mau melakukan masase uterus sendiri
Memeriksa kemungkinan adanya robekan pada perinium
Evaluasi: perinieum  ibu mengalami robekan derajat 2 dan menjahit perineum ibu.
Melakukan antopometri pada bayi,
Evaluasi: hasil BB 2750 gram, PB 46 cm
Penyuntikan vit k, dan 1 jam kemudian hepatitis B
Evaluasi: vitamin K sudah disuntikkan dan peyuntikan hepatiis B dilakukan setelah vitamin K
Membuat ibu merasa nyaman dengan membersihkan ibu dengan air DTT, memakaikan ibu pembalut, dan mengganti pakaian ibu
Evaluasi: Ibu kooperatif
Merendam alat-alat kelarutan klorin
Evaluasi: Peralatan terendam dalam klorin 0,5%
Membersihkan APD, mencuci tangan dan melepas APD
Evaluasi: APD sudah terlepas dan dalam keadaan bersih.
Memberitahukan kepada ibu tanda –tanda bahaya setelah persalinan seperti perdarahan yang berlebihan, sakit kepala yang berlebihan, kontraksi uterus lemah
Evaluasi: Ibu memahami penjelasan bidan.
Mengobservasi keadaan ibu selama 2 jam meliputi TFU , TD, nadi, suhu, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan. Setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.
Evaluasi: Observasi telah dilakukan.
Melakukan rawat gabung
Evaluasi: ibu dan bayi dalam satu ruang











LEMBAR OBSERVASI

            No. Reg        :08.33.26     Nama Pasien    :Ny.T Umur: 20 th   
                Nama Suami    :Tn.A
G2P10001                    Alamat    : Jl.Sutorejo No.67 Surabaya   
Masuk tgl/jam: 08 Des 2014/09.00 WIB , Mules jam: 07.00 WIB, Ketuban pecah jam: 03.00 WIB


TGL
   
JAM   
DJJ
(X/menit)    HIS   
NADI
(x/menit)   
SUHU
(0C )    LAIN-LAIN
(TD, ketuban, PD,Px penunjang)      
               Frek
(x/menit)    Durasi
(detik)    kekuatan                     



08/12-14    09.00    139    2x/10    20-15        80    36,6    130/70mmHg.  Ketuban (-),
PD: v/u tenang, dinding vagina licin, portio tebal, O 2 cm, AK jernih, presentasi kepala tidak ada molase,penunjuk UUK di jam 9, penurunan kepala dihodge I, STLD (+).
-             Hepatitis(-),
Hb:11,9gr%,Protein urin : (-)
USG     : janin normal, tidak gemelli, tidak ada kelainan letak    (lintang/sungsang), tidakanenchepalus/hidrochepalus, air ketuban sedikit.

      
08/12-14    09.30    138    3x/10    30        80              
08/12-14    10.00    140    3x/10    30        80              
08/12-14    10.30    140    4x/10    40        88              
08/12-14    11.00    140    4x/10    40        88              
08/12-14    11.30    140    4x/10    >40        88              
08/12-14    12.00    140    5x/10    >40        88              
08/12-14    12.30    138    5x/10    >40        89              
08/12-14    13.00    138    5x/10    >40        89    36    TD:130/80 mmHg.ketuban (-)
PD: v/u tenang, dinding vagina licin, portio tak teraba, O 10cm, AK jernih, presentasi kepala tidak ada molase,penunjuk UUK di jam 12, penurunan kepala dihodge IV, STLD (+).
   


BAB 4
PENUTUP

4.1. Simpulan
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia kehamilan , dapat terjadi infeksi maternal maupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, retensio plasneta,meningkatnya insiden seksio sesarea, atau gagalnya persalinan normal.
Pemeriksaan dalam dengan jari meningkatkan resiko infeksi dan tidak perlu dilakukan pada wanita dengan pecah ketuban dini, karena ia akan diurus sesuai kebutuhan persalinan sampai persalinan terjadi atau timbul tanda dan gejala korioamninitis. Jika timbul tanda dan gejala korioamnionitis,diindikasikan untuk segera berkonsultasi dengan dokter yang menangani wanita guna menginduksi persalinan dan kelahiran. Pilihan metode persalinan(melalui vagina atau SC) bergantung pada usia gestasi, presentasi dan berat korioamnionitis.
4.2. Saran   
Ketuban Pecah Dini dapat menimbulkan kecemasan pada wanita dan keluarganya. Bidan harus membantu wanita mengeksplorasi rasa takut yang menyertai perkiraan kelahiran janin premature serta risiko tambahan korioamnionitis. Rencana penatalaksanaan yang melibatkan kemungkinan periode tirah baring dan hospitalisasi yang memanjang harus didiskusikan dengan wanita dan keluarganya. Pemahaman dan kerja sama keluarga merupakan hal yang penting untuk kelanjutan kehamilan.






DAFTAR PUSTAKA    
Sisiliya.2012. Makalah Ketuban Pecah Dini. (http://sisiliyablog.blogspot.com /2013/12/makalah-ketuban-pecah-dini-kpd-beserta.html , diakses tanggal 27 Februari 2015)

0 comments:

Post a Comment